Bagaimana
Cara Kerja Vaksin dalam Tubuh
Narasumber: Desnawati,S.Kep ( RSMH Palembang)
Tubuh memiliki banyak
cara untuk mempertahankan diri dari patogen (organisme penyebab penyakit).
Kulit, lendir, dan silia (rambut mikroskopis yang me
mindahkan kotoran dari
paru-paru) semuanya bekerja sebagai penghalang fisik untuk mencegah patogen
memasuki tubuh. Ketika patogen menginfeksi tubuh kita, maka pertahanan tubuh
kita yang disebut sistem kekebalan, akan dipicu dan patogen tersebut diserang
untuk dihancurkan atau diatasi.
Cara Vaksin Bekerja
Vaksin
berasal dari Bahasa Latin “Vaccine” dari bakteri
Variolae vaccinae yang pertama kali didemonstrasikan
pada 1798 dapat mencegah dampak dari smallpox
atau cacar pada manusia.
Pembuatan vaksin dari organisme hidup yang dilemahkan dapat dibuat dengan
pengolahan di bawah kondisi sub-optimal atau modifikasi genetij yang memiliki
kemampuan untuk mereduksi kemampuan infeksi. Selain itu dapat pula dilakukan
dari keseluruhan organisme yang terdeaktivasi melalui proses kimia, termal,
maupun proses lainnya dan dari toksin yang telah terdeaktivasi.
Dalam pembuatan vaksin secara umum melalui proses pencampuran dengan fluida
(air atau garam), bahan aditif atau pengawet, dan beberapa adjuvant (bahan
pembantu). Hal ini memastikan kualitas dan potensi dari vaksin dalam
melengkapi kemampuan vaksin itu sendiri. Vaksin harus memiliki tingkat keamanan
dan imunogenisitas yang baik jika diinjeksikan ke dalam manusia.
Vaksin mengandung bagian yang lemah atau tidak aktif dari organisme tertentu
(antigen) yang memicu respons imun di dalam tubuh. Vaksin yang lebih baru
berisi cetak biru untuk memproduksi antigen daripada antigen itu sendiri.
Terlepas dari teknologi pembuatan vaksin; tubuh akan memproduksi antigen, versi
yang dilemahkan ini tidak akan menyebabkan penyakit pada orang yang menerima
vaksin, tetapi akan mendorong sistem kekebalan tubuh mereka untuk merespons terhadap
patogen yang sebenarnya.
Reaksi Efek Samping
Beberapa vaksin dapat
menyebabkan sakit pada tempat penyuntikan serta demam ringan dan malaise.
Terkadang dapat timbul reaksi yang lebih serius.
Reaksi efek samping pasca imunisasi sering disebut KIPI (Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi) atau Adverse Event Following Immunization (AEFI). KIPI merupakan
semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi (pemberian vaksin), menjadi
perhatian, dan diduga berhubungan dengan imunisasi dalam periode 1 bulan
setelah imunisasi atau bisa sampai 42 hari.
Vaksin COVID-19
Menurut CDC (Centers
for Disease Control and Prevention; USA) ada 3 jenis Vaksin COVID-19 yang
dikembangkan; yaitu :
- Vaksin mRNA; mengandung bahan
dari virus yang menyebabkan COVID-19 dan memberikan petunjuk kepada sel
tubuh kita tentang cara membuat protein tidak berbahaya yang unik untuk
virus. Setelah sel tubuh kita membuat salinan protein, mereka
menghancurkan materi genetik dari vaksin. Tubuh kita mengenali bahwa
protein seharusnya tidak ada di sana; dan membangun limfosit-T dan
limfosit B yang akan mengingat cara melawan virus penyebab COVID-19 jika
tubuh kita terinfeksi di masa mendatang.
- Vaksin Subunit Protein;
termasuk potongan (protein) virus yang tidak berbahaya yang menyebabkan
COVID-19, bukan seluruhnya. Setelah divaksinasi, sistem kekebalan kita
mengenali bahwa protein tidak termasuk dalam tubuh dan mulai membuat
limfosit-T dan antibodi. Jika tubuh kita terinfeksi di kemudian hari, sel
memori akan mengenali dan melawan virus.
- Vaksin Vektor; mengandung versi
yang dilemahkan dari virus hidup; virus yang berbeda dari virus yang
menyebabkan COVID-19 - memiliki materi genetik dari virus penyebab
COVID-19 yang dimasukkan di dalamnya (ini disebut vektor virus). Begitu
vektor virus berada di dalam sel tubuh kita, materi genetik memberikan
instruksi kepada sel untuk membuat protein yang unik untuk virus yang
menyebabkan COVID-19.
Referensi :
- WHO; How do vaccines work?;
https://www.who.int/news-room/feature-stories/detail/how-do-vaccines-work
- Review Vaksin
Covid-19; Syamaidzar Syamaidzar; University of Indonesia; July
2020
(Doc. Hukormas RSMH)