Perawatan
Luka CDL
Pada
Pasien Cuci Darah Di Rumah
Penyakit
ginjal kronis merupakan salah satu penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
Pasien penyakit ginjal kronis dapat bertahan hidup bila dilakukan tindakan cuci
darah (hemodialisis atau peritoneal dialisis) sebagai pengganti fungsi
ginjal.
Hemodialisis
atau cuci darah adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang menggunakan alat
khusus dengan tujuan mengatasi tanda dan gejala akibat penyaringan darah yg terjadi
di ginjal (laju filtrasi glomerulus) yang rendah sehingga diharapkan
dapat memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Tindakan
Cuci Darah memerlukan akses vaskuler. Catheter Double Lumen (CDL) merupakan salah
satu akses yang paling sering digunakan. Adapun komplikasi penggunaan Catheter
Double Lumen (CDL) ini adalah terjadi infeksi.
Infeksi
pada kateter Cuci Darah terjadi karena banyak faktor. Tiga faktor yang
berpengaruh terjadinya infeksi seperti yaitu kekebalan tubuh pasien terhadap
bakterimia, banyaknya bakteri dan prosedur cuci darah.
Infeksi
dapat terjadi pada pasien cuci darah yang terpasang CDL baik rawat jalan dan
rawat inap karena kurangnya perawatan dan pengetahuan pada pasien dan
keluarganya. Infeksi ini ditandai dgn luka yang kotor dan bernanah. Sebenarnya
infeksi ini dapat dicegah apabila pasien dan keluarga dapat melakukan sendiri
perawatan luka CDL secara mandiri dirumah dan tidak hanya mengandalkan
perawatan luka CDL ketika pasien melakukan cuci darah di rumah sakit
Perawatan
CDL juga sangat penting mengingat pemakaian CDL yang memakan waktu lama, kurang
lebih 3 bulan sampai 1 tahun tergantung kesiapan pemakaian akses lain seperti
cemino atau bisa jadi pemakaian secara permanen. Sayangnya, sejauh ini pasien
dan keluarganya masih banyak yang belum memahami pentingnya perawatan luka CDL
tanpa komplikasi dirumah secara baik dan benar walaupun sudah diberi pemahaman
tentang pentingnya perawatan luka CDL dirumah. Masih saja ditemukan luka CDL
yang kotor dan tidak terawat sehingga pasien sering menggigil dan demam saat
melakukan cuci darah. Maka diperlukan peran serta perawat dalam memberikan
penjelasan bagaimana cara perawatan luka CDL tanpa komplikasi secara baik dan
benar untuk membekali pengetahuan pasien dan keluarganya ketika berada di
rumah.
Mengacu
pada perawatan luka sederhana tanpa komplikasi sesuai dengan SOP Perawatan luka
CDL di instalasi Hemodialisis RSMH Palembang. Berikut langkah-langkah perawatan
luka CDL secara baik dan benar
Persiapan
alat yang dibutuhkan :
1. Alkohol 70
%
2. Betadine
3. NaCl 0'9 %
4. Kasa
steril
5. Plester
Langkah-langkah yang harus dilakukan
yaitu:
1. Cuci tangan dengan sabun sebelum
melakukan tindakan
2. Atur posisi kepala ke posisi bagian
dada yang tidak terpasang CDL
3. Buka penutup kasa luka dgn perlahan
4. Bersihkan dengan menggunakan larutan
NaCl 0.9 % dari arah dalam keluar dengan menggunakan kasa steril, gunakan
alkohol apabila luka sangat kotor dan gunakan Betadine apabila ada rembesan
cairan berupa nanah pada luka.
5. Tutup luka dengan menggunakan kasa
steril dan plester untuk merapatkan nya.
Setelah dilakukan perawatan
sederhana maka selanjutnya ada ada beberapa treatment yang harus dilakukan oleh
pasien yaitu jaga kateter dan balutan luka selalu dalam keadaan bersih dan
kering, Balutan luka tidak perlu diganti setiap hari tapi harus diganti setiap
sesi dialisis. Tetap melakukan aktivitas mandi seperti biasa jika sewaktu-waktu
balutan luka kotor atau basah segera ganti. Pastikan kateter CDL terfiksasi
dengan benar pada kulit, berikan tekanan pada exsite kateter. Jika area kateter
terjadi perdarahan dan segera hubungi staf dialisis atau pergi ke rumah sakit
terdekat.
Kapan pasien harus ke dokter?,
Pasien dapat ke dokter bila terjadi keluhan nyeri pada luka, demam, menggigil,
keluar cairan darah yang banyak pada luka Serta bila CDL keluar atau terlepas
dari posisinya.
Referensi:
1. SOP Perawatan CDL Instalasi Hemodialisis RSUP Dr.Mohammad Husin
Palembang, Tahun
2019
2. Perkumpulan Nefrologi Indonesia. 2017. Annual
Report of Indonesian Renal Registry. Jakarta: PERNEFRI
3. Trianto, Nyoman Semadi, Gde Raka Widiana. 2015. Faktor Resiko Infeksi Kateter Hemodialisis
Catheter Double Lumen Non Tunneled. Jurnal Ilmiah Kedokteran. Denpasar Bali
p 152-155
4. Ma’ruf, Anang.
2018. Pelaksanaan Akses Vaskuler.
Pertemuan Ilmiah daerah Jawa Timur. (http://ipdijatim.org/wp-content/uploads/2017/12/penatalaksanaan-akses-vaskuler.pdf, Diakses 11 juni 2019.
( Doc. Hukormas RSMH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar