Senin, 14 Juni 2021

Manajemen Waktu

 

Manajemen Waktu 

Narasumber: Ardiansyah, SKM. M.M (RSMH Palembang)

 

Di dunia ini tidak ada yang diberi jumlah waktu berbeda. Semuanya sama-sama punya waktu 24 jam sehari semalam. Allah memberikan kita setiap hari “modal” waktu kepada semua manusia adalah sama, yaitu 24 jam sehari, 168 jam seminggu, 672 jam sebulan, dan seterusnya.

Lalu kenapa ada orang bisa lebih produktif setiap harinya dan ada juga yang sebaliknya? Mereka yang bisa lebih produktif dalam bekerja adalah yang tahu cara mengatur waktu.

Tahu bagaimana menempatkan satu pekerjaan di atas pekerjaan yang lainnya, dan tahu persis apa yang harus diutamakan dalam setiap pekerjaan. Alquran dan sunah sangat perhatian terhadap waktu dari berbagai sisi dan dengan gambaran yang bermacam-macam. Allah SWT telah bersumpah dengan waktu-waktu tertentu dalam beberapa surah Alquran, seperti al-Lail (waktu malam), an-Nahar (waktu siang), al-Fajr (waktu fajar), adh-Dhuha (waktu matahari sepenggalahan naik), al-‘Ashr (masa).

Ketika Allah SWT bersumpah dengan sesuatu dari makhluk-Nya, maka hal itu menunjukkan urgensi dan keagungan hal tersebut. Dan agar manusia mengalihkan perhatian mereka kepadanya sekaligus mengingatkan akan manfaatnya yang besar.

Rasulullah SAW pun telah mengabarkan bahwasanya waktu adalah salah satu nikmat di antara nikmat-nikmat Allah kepada hamba-Nya yang harus disyukuri. Jika tidak, nikmat tersebut akan diangkat dan pergi meninggalkan pemiliknya.

Manifestasi dari syukur nikmat adalah dengan memanfaatkannya dalam ketaatan dan amal saleh. Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua nikmat yang kebanyakan orang merugi padanya: waktu luang dan kesehatan." (HR Bukhari).

Bangsa Arab ketika masa turunnya al-Qur`an juga sering mencaci waktu, bahwa masa lalunya adalah waktu sial. Dengan latar belakang sosial masyarakat Arab ketika itulah, lalu Allah swt melalui al-‘Ashr membantah anggapan keliru mereka.

Jika mereka gagal, itu bukan karena waktu, melainkan karena kesalahan merek sendiri. Lalu, dalam Surat  ini, Allah swt membimbing bahwa agar manusia tidak “rugi”, ada 3 faktor yang bisa menjadikan manusia tidak akan “dilindas” oleh zaman, karena 3 faktor ini adalah faktor-faktor keberuntungan manusia, yaitu:

1.            Iman dan amal saleh, sebenarnya dua hal yang telah menjadi satu kesatuan yang saling terkait. Iman tanpa amal saleh menjadi kosong, karena iman ibaratkan wadah yang harus diisi, atau kata ulama, imannya hanya kadar rendah/ kurang, sedangkan amal saleh yang tanpa disertai iman, di mata al-Qur`an, tidak akan berarti secara teologis (ketuhanan) dan eskatologis (tidak dibalas di akherat nanti) seperti imannya orang kafir (habithat a’mâluhum)

2.            Saling mengingatkan dengan kebenaran. Al-haqq bisa berarti Yang Maha benar (Tuhan, Allah swt). Jadi, manusia harus saling mengingatkan akan wujud Tuhan yang Maha Esa, Maha Kuasa, dsb. Kesadaran akan adanya Tuhan di setiap napas kehidupan adalah kesadaran spiritual manusia yang menjadikannya bertahan dari gerusan zaman. Arus materialisme, hedonisme, konsumerisme, dan pandangan-pandangan lain yang hanya menekankan kelezatan duniawi hanya akan menjadikan manusia “merugi”.

3.            Saling mengingatkan akan kesabaran. Apa sebenarnya kesabaran itu. Al-Râghib al-Ashfihânî dalam kamus al-Qur`an-nya, Mu’jam Alfâzh al-Qur`an (al-Mufardât fî Gharîb al-Qur`ân) h. 277, yang dimaksud dengan sabar adalah “menahan diri agar tetap sesuai dengan tuntutan pertimbangan akal dan syara’ (agama)” (habs al-nafs ‘alâ mâ yaqtadhîh al-‘aql wa al-syar’). Semula sabar secara kebahasaan berarti “bertahan dalam kesempitan”. Asal makna shabr dalam bahasa Arab memiliki 3 makna pokok, yaitu menahan, bagian yang tinggi dari sesuatu, dan sejenis batu (keras).

Mengapa sabar diperlukan dalam kehidupan ini ? Karena hidup ini tidak selalu berjalan mulus, melainkan selalu diwarnai oleh kesulitan, hambatan, atau cobaan hidup. Hidup tidak selalu dihiasi dengan kemudahan, melainkan diselingi juga dengan kesulitan. Mungkin kita bisa mengatakan bahwa kesulitan adalah bagian ritme atau irama kehidupan. Tidak pernah ada hidup tanpa masalah sama sekali, entah kecil atau besar. Dalam ungkapan al-Qur`an: “karena sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan

 

Manajemen Waktu Ala Rasulullah SAW

Ada tujuh poin rahasia manajemen “modal” waktu Nabi Muhammad. Dalam waktu 23 tahun beliau telah membuat perubahan besar di Jazirah Arab. Hal ini terjadi lantaran bagusnya manajemen waktu Rasulullah.

1.            Rahasia pertama adalah shalat fardhu sebagai ajang membentuk watak dan tonggak ritme hidup. Umat Islam telah membuat pemilahan waktu dalam sehari dengan jelas. Umat Islam memiliki trik manajemen waktu sehingga aktivitas kita dapat terprogram dengan baik.

2.            Rahasia kedua, berpola pikir investasi, antimanajemen waktu instan. Maksudnya, jangan mengelola waktu dengan instan karena akan membuat kita malas dalam berproses. Persiapkan segala hal untuk masa depan kita sehingga kita dapat memetik hasilnya di kemudian hari.

3.            Rahasia ketiga, terus produktif, jangan biarkan waktu terbuang percuma.

4.            Rahasia keempat adalah gunakan aji mumpung selagi ada peluang dan kesempatan.

5.            Rahasia kelima adalah jauhi sikap menunda-nunda.

6.            Rahasia keenam adalah cepat tetapi jangan tergesa-gesa.

7.            Rahasia terakhir adalah rutin melakukan evaluasi. Ternyata beginilah Rasulullah menggunakan dan mengelola waktu, sungguh menghargai waktu dan tidak pernah menyia-nyiakannya dengan hal yang tak bermanfaat.

Dalam memanage waktu, Islam mengajarkan adanya skala prioritas (fiqh al-awlawiyyah). Misalnya, harus mendahulukan kewajiban daripada yang sunnat. Dalam memanage waktu, menarik sekali bahwa ternyata Nabi mengajar pembagian waktu selama 24 jam menjadi 1/3 (8 jam), yaitu 1/3 untuk kerja, 1/3 untuk beribadah, dan 1/3 untuk istirahat.

1.            Pertama, 8 jam kerja (katakanlah: masuk kerja jam 8, pulang jam 4 sore) adalah waktu yang ideal dan sebanding dengan kekuatan tenaga manusia dan proporsional dikaitkan dengan hak waktu untuk kegiatan lain.

2.            Kedua, istirahat dalam pengertian di atas (tidak melulu tidur) selama 8 jam juga pembagian waktu yang ideal (katakanlah: tidur jam 21.00 [9 malam], bangun jam 05.00 [subuh]).

3.            Ketiga, beribadah selama 8 jam adalah proporsi ideal yang selama ini kurang kita perhatikan.

Memang, harus dicatat bahwa pembagian ini tidak ketat, dan begitu juga setiap kegiatan tidak monoton, seperti ketika kerja bisa diselingi dengan istirahat dan shalat. Di samping itu, dalam Islam, memang kerja juga dipandang sebagai ibadah selama didasarkan atas niat ibadah, bukan semata mengejar kebutuhan materi.

Tips Pintar Manajemen Waktu

1.            Stick pada tujuan Anda, jangan sampai teralihkan.

Pastikan kegiatan sehari-hari sesuai atau mengarah pada pencapaian tujuan Anda, hindari melakukan aktivitas yang tidak berhubungan atau bahkan menghambat Anda mencapai tujuan. Jangan terlalu banyak melakukan aktivitas membuang-buang waktu seperti terlalu sering bermain smartphone atau bergosip/berbincang terlalu sering dengan rekan kerja.

2.            Jalankan rencana

Jangan berhenti di tahap perencanaan dan membiarkan rencana terbengkalai. Terapkan langkah-langkah yang sudah Anda susun dan atur dengan baik. Ketika tujuan, prioritas, dan perencanaan sudah dibuat, lakukan semuanya secara sistematis.

3.            Gunakan alat yang membantu manajemen waktu

Di zaman sekarang, sudah banyak teknologi yang mampu membantu Anda dalam manajemen waktu. Gunakan time tracker untuk membantu Anda menganalisis kegiatan apa yang paling banyak memakan waktu Anda. Setelah itu, gunakan aplikasi planner yang membantu Anda mengingat jadwal kerja agar tidak ada yang terlewatkan. Sebisa mungkin simpan semua data di sistem untuk sebisa mengurangi human error dan meningkatkan kontrol kerja.

4.            Manfaatkan waktu saat menunggu

Pergunakan waktu luang saat menunggu semaksimal mungkin dengan tidak hanya berdiam diri. Gunakan sela-sela waktu untuk melakukan pekerjaan kecil seperti mengecek dan membalas email, atau mencari dan memikirkan ide-ide baru.

5.            Membangun rutinitas

Biasakan diri Anda melakukan rutinitas yang mengarahkan Anda kepada tujuan yang ingin Anda capai. Anda mungkin bisa mengikuti beberapa kebiasaan orang sukses sebut saja Barack Obama, Bill Gates, dan Tim Cook. Kebiasaan baik mereka yaitu bangun pagi, bermeditasi, membangun relasi atau networking, membaca daripada menonton, dan tahu kapan untuk”menolak”.

6.            Jadwalkan waktu refreshing

Pekerjaan yang terlalu padat bisa membuat Anda stress dan mengurangi motivasi kerja. Untuk itu, Anda juga perlu refreshing. Namun, Anda perlu mengatur jadwal dan membatasi waktu refreshing supaya tidak kebablasan

 

Nah, kembali lagi dengan pembahasan 24 jam dalam sehari. Apakah Anda yakin 24 jam tidak cukup atau apakah manajemen waktu Anda saja yang kurang baik? Mulailah menerapkan manajemen waktu di kehidupan pribadi dan pekerjaan Anda. Manajemen waktu akan membantu mengarahkan Anda pada tujuan dan menghasilkan perubahan yang nyata bagi hidup Anda.

Demikianlah, semoga bermanfaat bagi kita semua

Referensi :

https://www.republika.co.id/berita/nslm5t313/rahasia-manajemen-waktu-rasulullah, diakses tanggal 05 Mei 2021

https://www.uin-antasari.ac.id/manajemen-waktu-menurut-islam/ diakses tanggal 05 Mei 2021

https://greatdayhr.com/id/blog/manajemen-waktu/  diakses tanggal 25 Mei 2021

 

( Doc. Hukormas RSMH)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERAN VIDEOTRON DI RUMAH SAKIT Narasumber : Akhmad Suhaimi, S.Sos, M.Si (Hukormas RSMH)

  PERAN VIDEOTRON DI RUMAH SAKIT Narasumber : Akhmad Suhaimi, S.Sos, M.Si (Hukormas RSMH)   Rumah sakit    merupakan fasilitas umum yang keb...