Manajemen Waktu
Narasumber:
Ardiansyah, SKM. M.M (RSMH Palembang)
Lalu kenapa ada orang bisa lebih
produktif setiap harinya dan ada juga yang sebaliknya? Mereka yang bisa lebih
produktif dalam bekerja adalah yang tahu cara mengatur waktu.
Tahu bagaimana menempatkan satu
pekerjaan di atas pekerjaan yang lainnya, dan tahu persis apa yang harus
diutamakan dalam setiap pekerjaan. Alquran dan sunah sangat perhatian terhadap
waktu dari berbagai sisi dan dengan gambaran yang bermacam-macam. Allah SWT
telah bersumpah dengan waktu-waktu tertentu dalam beberapa surah Alquran,
seperti al-Lail (waktu malam), an-Nahar (waktu siang), al-Fajr (waktu fajar),
adh-Dhuha (waktu matahari sepenggalahan naik), al-‘Ashr (masa).
Ketika Allah SWT bersumpah dengan
sesuatu dari makhluk-Nya, maka hal itu menunjukkan urgensi dan keagungan hal
tersebut. Dan agar manusia mengalihkan perhatian mereka kepadanya sekaligus
mengingatkan akan manfaatnya yang besar.
Rasulullah SAW pun telah
mengabarkan bahwasanya waktu adalah salah satu nikmat di antara nikmat-nikmat
Allah kepada hamba-Nya yang harus disyukuri. Jika tidak, nikmat tersebut akan
diangkat dan pergi meninggalkan pemiliknya.
Manifestasi dari syukur nikmat
adalah dengan memanfaatkannya dalam ketaatan dan amal saleh. Rasulullah SAW
bersabda, “Ada dua nikmat yang kebanyakan orang merugi padanya: waktu luang dan
kesehatan." (HR Bukhari).
Bangsa Arab ketika masa turunnya
al-Qur`an juga sering mencaci waktu, bahwa masa lalunya adalah waktu sial.
Dengan latar belakang sosial masyarakat Arab ketika itulah, lalu Allah swt
melalui al-‘Ashr membantah anggapan keliru mereka.
Jika mereka gagal, itu bukan
karena waktu, melainkan karena kesalahan merek sendiri. Lalu, dalam Surat ini, Allah swt membimbing bahwa agar manusia
tidak “rugi”, ada 3 faktor yang bisa menjadikan manusia tidak akan “dilindas”
oleh zaman, karena 3 faktor ini adalah faktor-faktor keberuntungan manusia,
yaitu:
1. Iman dan amal saleh, sebenarnya dua hal yang telah
menjadi satu kesatuan yang saling terkait. Iman tanpa amal saleh menjadi
kosong, karena iman ibaratkan wadah yang harus diisi, atau kata ulama, imannya
hanya kadar rendah/ kurang, sedangkan amal saleh yang tanpa disertai iman, di
mata al-Qur`an, tidak akan berarti secara teologis (ketuhanan) dan eskatologis
(tidak dibalas di akherat nanti) seperti imannya orang kafir (habithat a’mâluhum)
2. Saling mengingatkan dengan kebenaran. Al-haqq bisa
berarti Yang Maha benar (Tuhan, Allah swt). Jadi, manusia harus saling
mengingatkan akan wujud Tuhan yang Maha Esa, Maha Kuasa, dsb. Kesadaran akan
adanya Tuhan di setiap napas kehidupan adalah kesadaran spiritual manusia yang
menjadikannya bertahan dari gerusan zaman. Arus materialisme, hedonisme,
konsumerisme, dan pandangan-pandangan lain yang hanya menekankan kelezatan
duniawi hanya akan menjadikan manusia “merugi”.
3. Saling mengingatkan akan kesabaran. Apa sebenarnya
kesabaran itu. Al-Râghib al-Ashfihânî dalam kamus al-Qur`an-nya, Mu’jam Alfâzh
al-Qur`an (al-Mufardât fî Gharîb al-Qur`ân) h. 277, yang dimaksud dengan sabar
adalah “menahan diri agar tetap sesuai dengan tuntutan pertimbangan akal dan
syara’ (agama)” (habs al-nafs ‘alâ mâ yaqtadhîh al-‘aql wa al-syar’). Semula
sabar secara kebahasaan berarti “bertahan dalam kesempitan”. Asal makna shabr
dalam bahasa Arab memiliki 3 makna pokok, yaitu menahan, bagian yang tinggi
dari sesuatu, dan sejenis batu (keras).
Mengapa sabar diperlukan dalam
kehidupan ini ? Karena hidup ini tidak selalu berjalan mulus, melainkan selalu
diwarnai oleh kesulitan, hambatan, atau cobaan hidup. Hidup tidak selalu
dihiasi dengan kemudahan, melainkan diselingi juga dengan kesulitan. Mungkin
kita bisa mengatakan bahwa kesulitan adalah bagian ritme atau irama kehidupan.
Tidak pernah ada hidup tanpa masalah sama sekali, entah kecil atau besar. Dalam
ungkapan al-Qur`an: “karena sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan.
Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan
Manajemen Waktu Ala Rasulullah
SAW
Ada tujuh poin rahasia manajemen
“modal” waktu Nabi Muhammad. Dalam waktu 23 tahun beliau telah membuat
perubahan besar di Jazirah Arab. Hal ini terjadi lantaran bagusnya manajemen
waktu Rasulullah.
1. Rahasia pertama adalah shalat fardhu sebagai ajang
membentuk watak dan tonggak ritme hidup. Umat Islam telah membuat pemilahan
waktu dalam sehari dengan jelas. Umat Islam memiliki trik manajemen waktu
sehingga aktivitas kita dapat terprogram dengan baik.
2. Rahasia kedua, berpola pikir investasi, antimanajemen
waktu instan. Maksudnya, jangan mengelola waktu dengan instan karena akan
membuat kita malas dalam berproses. Persiapkan segala hal untuk masa depan kita
sehingga kita dapat memetik hasilnya di kemudian hari.
3. Rahasia ketiga, terus produktif, jangan biarkan waktu
terbuang percuma.
4. Rahasia keempat adalah gunakan aji mumpung selagi ada
peluang dan kesempatan.
5. Rahasia kelima adalah jauhi sikap menunda-nunda.
6. Rahasia keenam adalah cepat tetapi jangan tergesa-gesa.
7. Rahasia terakhir adalah rutin melakukan evaluasi.
Ternyata beginilah Rasulullah menggunakan dan mengelola waktu, sungguh
menghargai waktu dan tidak pernah menyia-nyiakannya dengan hal yang tak bermanfaat.
Dalam memanage waktu, Islam
mengajarkan adanya skala prioritas (fiqh al-awlawiyyah). Misalnya, harus
mendahulukan kewajiban daripada yang sunnat. Dalam memanage waktu, menarik
sekali bahwa ternyata Nabi mengajar pembagian waktu selama 24 jam menjadi 1/3
(8 jam), yaitu 1/3 untuk kerja, 1/3 untuk beribadah, dan 1/3 untuk istirahat.
1. Pertama, 8 jam kerja (katakanlah: masuk kerja jam 8,
pulang jam 4 sore) adalah waktu yang ideal dan sebanding dengan kekuatan tenaga
manusia dan proporsional dikaitkan dengan hak waktu untuk kegiatan lain.
2. Kedua, istirahat dalam pengertian di atas (tidak melulu
tidur) selama 8 jam juga pembagian waktu yang ideal (katakanlah: tidur jam
21.00 [9 malam], bangun jam 05.00 [subuh]).
3. Ketiga, beribadah selama 8 jam adalah proporsi ideal yang
selama ini kurang kita perhatikan.
Memang, harus dicatat bahwa
pembagian ini tidak ketat, dan begitu juga setiap kegiatan tidak monoton,
seperti ketika kerja bisa diselingi dengan istirahat dan shalat. Di samping
itu, dalam Islam, memang kerja juga dipandang sebagai ibadah selama didasarkan
atas niat ibadah, bukan semata mengejar kebutuhan materi.
Tips Pintar Manajemen Waktu
1. Stick pada tujuan Anda, jangan sampai teralihkan.
Pastikan kegiatan sehari-hari
sesuai atau mengarah pada pencapaian tujuan Anda, hindari melakukan aktivitas
yang tidak berhubungan atau bahkan menghambat Anda mencapai tujuan. Jangan
terlalu banyak melakukan aktivitas membuang-buang waktu seperti terlalu sering
bermain smartphone atau bergosip/berbincang terlalu sering dengan rekan kerja.
2. Jalankan rencana
Jangan berhenti di tahap
perencanaan dan membiarkan rencana terbengkalai. Terapkan langkah-langkah yang
sudah Anda susun dan atur dengan baik. Ketika tujuan, prioritas, dan
perencanaan sudah dibuat, lakukan semuanya secara sistematis.
3. Gunakan alat yang membantu manajemen waktu
Di zaman sekarang, sudah banyak
teknologi yang mampu membantu Anda dalam manajemen waktu. Gunakan time tracker
untuk membantu Anda menganalisis kegiatan apa yang paling banyak memakan waktu
Anda. Setelah itu, gunakan aplikasi planner yang membantu Anda mengingat jadwal
kerja agar tidak ada yang terlewatkan. Sebisa mungkin simpan semua data di
sistem untuk sebisa mengurangi human error dan meningkatkan kontrol kerja.
4. Manfaatkan waktu saat menunggu
Pergunakan waktu luang saat
menunggu semaksimal mungkin dengan tidak hanya berdiam diri. Gunakan sela-sela
waktu untuk melakukan pekerjaan kecil seperti mengecek dan membalas email, atau
mencari dan memikirkan ide-ide baru.
5. Membangun rutinitas
Biasakan diri Anda melakukan
rutinitas yang mengarahkan Anda kepada tujuan yang ingin Anda capai. Anda
mungkin bisa mengikuti beberapa kebiasaan orang sukses sebut saja Barack Obama,
Bill Gates, dan Tim Cook. Kebiasaan baik mereka yaitu bangun pagi, bermeditasi,
membangun relasi atau networking, membaca daripada menonton, dan tahu kapan
untuk”menolak”.
6. Jadwalkan waktu refreshing
Pekerjaan yang terlalu padat bisa
membuat Anda stress dan mengurangi motivasi kerja. Untuk itu, Anda juga perlu
refreshing. Namun, Anda perlu mengatur jadwal dan membatasi waktu refreshing
supaya tidak kebablasan
Nah, kembali lagi dengan
pembahasan 24 jam dalam sehari. Apakah Anda yakin 24 jam tidak cukup atau
apakah manajemen waktu Anda saja yang kurang baik? Mulailah menerapkan
manajemen waktu di kehidupan pribadi dan pekerjaan Anda. Manajemen waktu akan
membantu mengarahkan Anda pada tujuan dan menghasilkan perubahan yang nyata
bagi hidup Anda.
Demikianlah, semoga bermanfaat
bagi kita semua
Referensi :
https://www.republika.co.id/berita/nslm5t313/rahasia-manajemen-waktu-rasulullah,
diakses tanggal 05 Mei 2021
https://www.uin-antasari.ac.id/manajemen-waktu-menurut-islam/
diakses tanggal 05 Mei 2021
https://greatdayhr.com/id/blog/manajemen-waktu/ diakses tanggal 25 Mei 2021
( Doc.
Hukormas RSMH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar