Mengatasi Hambatan Komunikasi Terapeutik
Narasumber : Ardiansyah, SKM. M.M (RSMH Palembang)
Komunikasi merupakan komponen penting dalam kehidupan
bermasyarakat. Sebab hanya dengan berkomunikasi, seseorang bisa menyampaikan apa yang ada dalam
pikirannya kepada orang lain. Baik itu untuk menyampaikan informasi maupun
untuk mendapatkan informasi dan semacamnya. Dalam bidang keperawatan,
komunikasi juga mutlak diperlukan. Salah satunya komunikasi antara perawat
dengan pasiennya.
Dalam praktek keperawatan, komunikasi adalah suatu alat yang penting untuk membina hubungan teraupetik dan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan. Komunikasi teraupetik menjadi sangat penting karena dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional bagi perawat yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu penyembuhan atau pemuliha pasien. Dengan memiliki keterampilan komunikasi terapeutik yang baik, perawat akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya dengan pasien, dan hal ini akan lebih efektif bagi perawat dalam memberikan kepuasan profesional dalam asuhan keperawatan
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan
atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang terapis dapat membantu klien
mengatasi masalah yang dihadapinya melalui komunikasi (Damaiyanti, 2010 dalam
Wijaya, 2021)
Komunikasi yang baik dan benar merupakan poin penting
yang harus dimiliki oleh setiap tenaga kesehatan, khususnya perawat. Komunikasi
dibutuhkan oleh perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan baik
kepada pasien maupun keluarga. Kemampuan seperti ini penting dan harus
ditumbuhkembangkan oleh perawat, sehingga menjadi suatu kebiasaan dalam setiap
menjalankan tugasnya dalam memberikan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Kurangnya komunikasi yang memuaskan dan berkualitas dari
perawat dapat berimplikasi serius terhadap kesehatan fisik dan psikologis
pasien (Patty, dkk, 2015)
Hambatan dalam Komunikasi terapeutik
Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Ada banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi. Kebuntuan terapeutik adalah hambatan kemajuan hubungan antara perawat dan klien dimana hambatan itu terjadi baik dari klien maupun dari perawat sendiri (Damaiyanti, 2010 dalam, Wijaya 2021).
Bentuk hambatan dalam komunikasi dapat berupa
a.
Resistensi
Resistensi adalah
upaya klien untuk tetap tidak menyadari aspek penyebab ansietas yag dialaminya.
Resistensi merupakan keengganan alamiah atau seperti penghindaran verbalisasi
yang telah dipelajari atau mengalami peristiwa yang menimbulkan aspek diri seseorang. Resistensi
sering merupakan akibat dari ketidaksediaan klien untuk berubah ketika
kebutuhan untuk berubah telah dilaksanakan
b.
Transferensi
Transferensi adalah
respon tidak sadar dimana klien mengalami perasaan dan sikap terhadap perawat
yang pada dasarnya akan terkait tokoh yang ada di dalam kehidupannya dimasa
lalu
c.
Kontratransferensi
Yaitu kebutuhan
terapeutik yang dibuat oleh perawat bukan klien. Kontratranferensi merujuk pada
respon emosional dan spesifik oleh perawat terhadap klien yang tidak tepat
dalam isi maupun konteks hubungan terapeutik atau ketidaktepatan dalam
intensitas emosi.
d.
Pelanggaran
batas (Bondary Violation)
Pelanggaran batas
terjadi ketika perawat melampaui batasan hubungan terapeutik dan membina
hubungan sosial, ekonomi, atau personal dengan pasien (Wijaya, 2021)
Mengatasi Hambatan – Hambatan Dalam Komunikasi
Untuk mengatasi hambatan dalam komunikasi
terapeutik, perawat harus siap untuk mengungkapkan perasaan emosional yang
sangat kuat dalam hubungan perawat – klien (Hamid, 1998 dalam Wijaya, 2021). Berikut
cara untuk mengatasi hambatan–hambatan dalam komunikasi Menurut Gitosudarmo dan
I Nyoman Sudita (1997):
1. Meningkatkan umpan
balik, untuk mengetahui apakah pesan atau informasi telah diterima, dipahami,
dan dilaksanakan atau tidak.
2. Empati, penyampaian pesan
disesuaikan dengan keadaan penerima.
3. Pengulangan, untuk menjamin bahwa
pesan dapat diterima.
4. Menggunakan bahasa
yang sederhana agar setiap orang dapat memahami isi pesan yang
disampaikan.
5. Penentuan waktu yang
efektif, pesan disampaikan pada saat penerima siap menerima pesan.
6. Mendengarkan secara
efektif sehingga komunikasi antar atasan dengan bawahan dapat berlangsung dengan
baik.
7. Mengatur arus
informasi, komunikasi harus diatur mutunya, jumlah dan cara penyampaiannya.
Sedangkan menurut Wijaya (2021) untuk mengatasi hambatan komunikasi
terapeutik dapat dilakukan hal – hal sebagai berikut :
1. Perawat harus memiliki
pengetahuan tentang kebuntuan terapeutik dan mengenali perilaku tersebut
2. Klarifikasi dan
refleksi perasaan
3. Gali latar belakang
perawat – klien
4. Bertanggung jawab
terhadap kebuntuan terapeutik dan dampak negatif proses terapeutik
5. Tinjau kembali
hubungan, area kebutuhan, dan masalah klien
6. Bina kembali kerjasama
perawat – klien yang konsisten
Referensi :
Patty,
Marlen, dkk, 2015, Hubungan Komunikasi
Terapeutik Perawat Terhadap Tingkat Stres Pasien di Ruang Neurologi Rumah Sakit
Umum Daerah dr M.Haulussy Ambon, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Kristen Satya Wacana, Jurnal komunikasi, ISSN 1907-898X Volume 9 Nomor 2
Wijaya,
Leni, 2021, Buku Ajar Komunikasi
Terapeutik dalam proses Keperawatan, Banten, Yayasan Pendidikan dan Sosial
Indonesia Maju
https://www.dictio.id/t/bagaimana-caranya-mengatasi-hambatan-komunikasi/9002,
diakses tanggal 16 April 2021
(Doc Hukormas RSMH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar