Senin, 05 April 2021

CAPD Terapi Terbaik bagi Pasien Penyakit Ginjal Kronis di Masa Pandemi Covid-19

 

CAPD Terapi Terbaik bagi Pasien Penyakit Ginjal Kronis

di Masa Pandemi Covid-19

Narasumber : Marlinda Hasmi,S.Kep (RSMH Palembang)

 

Penyakit ginjal kronis (PGK) adalah suatu kondisi dimana ginjal tidak berfungsi dengan baik untuk waktu yang lama atau lebih dari 3 bulan dimana fungsi ginjal sudah kurang dari 15 persen. Fungsi dari ginjal yaitu untuk menyaring zat-zat sisa di dalam darah dan membuangnya melalui urine. Ketika ginjal gagal untuk melakukan fungsinya, zat-zat sisa akan menumpuk di dalam tubuh dan menimbulkan efek yang berbahaya. Agar hal tersebut tidak terjadi, penderita gagal ginjal memerlukan bantuan untuk menyaring zat-zat sisa dari darah. Proses penyaringan ini disebut sebagai dialisis. Dialisis ini merupakan salah satu dari terapi untuk penyakit ginjal kronis.

Terapi untuk pasien penyakit ginjal kronis terdiri dari transplantasi ginjal dan dialisis dimana dialisis bisa dilakukan dengan dua metode, yaitu hemodialisis (cuci darah) dan dialisis peritoneal (cuci darah lewat perut). Metode kedua inilah yang disebut CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis). Dengan metode peritoneal dialisis atau cuci darah sendiri lewat perut, pasien melakukan cuci darah secara mandiri dan tidak perlu kerumah sakit.

CAPD sebenarnya lebih efektif dari segi biaya dibandingkan cuci darah dirumah sakit atau hemodialisis. Selain itu kualitas hidup pasien yang menjalani CAPD umumnya lebih baik,dan tidak membutuhkan klinik atau sarana khusus. Sayangnya di Indonesia, baru 2 persen pasien penyakit  ginjal yang melakukan tindakan CAPD. Pada metode ini, selang bukan dipasang dilengan, melainkan dirongga perut. Cara Kerja CAPD diawali dengan pembuatan sebuah lubang kecil didekat pusar pasien oleh dokter bedah atau nefrolog. Lubang kecil ini berguna untuk memasukkan selang (kateter) ke dalam rongga perut (rongga peritoneum). Kateter akan dibiarkan berada dirongga perut agar pasien dapat melakukan proses dialisis sendiri. Proses ini harus dilakukan  oleh pasien sekitar 4 kali perhari. Masing-masing proses pertukaran cairan biasanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit saja.

Keunggulan CAPD Dibandingkan dengan hemodialisis, CAPD memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah:

1.Pasien gagal ginjal tidak perlu bolak-balik kerumah sakit.

Pasien yang menjalani hemodialisis biasanya perlu berkunjung minimal dua kali ke rumah sakit atau klinik setiap minggunya. Masing-masing kunjungan membutuhkan waktu sekitar 4 jam sampai dengan 5 jam untuk proses hemodialisis. CAPD dapat dilakukan sendiri di rumah tanpa membutuhkan mesin hemodialisis, maka pasien tidak perlu rutin berkunjung ke rumah sakit atau klinik untuk cuci darah.

2.Peralatan yang digunakan untuk CAPD bersifat portabel (mudah dibawa)

Peralatan CAPD biasanya hanya berupa kantong cairan dialisat, ultra klem, mini cap/desinfektan cap dan timbangan kecil. Karena mudah dibawa, CAPD memungkinkan penggunanya lebih leluasa bepergian. CAPD juga lebih mudah digunakan oleh pasien yang tinggal jauh dari rumah sakit atau fasilitas kesehatan.

3.Larangan atau batasan makanan pengguna CAPD lebih sedikit.

Karena proses cuci darah dengan CAPD dilakukan setiap hari dan bukan hanya tiga kali perminggu, pengguna CAPD umumnya akan memiliki risiko lebih kecil mengalami akumulasi atau penumpukan kalium,natrium,dan cairan. Hal ini menyebabkan pengguna CAPD bisa lebih fleksibel dalam mengatur asupan makanan dan minuman dibandingkan pengguna hemodialisis.

4.Fungsi ginjal dapat bertahan lebih lama.

Pengguna CAPD mungkin dapat mempertahankan fungsi ginjal lebih lama dibandingkan pengguna hemodialisis.

5.Lebih baik bagi jantung dan pembuluh darah.

Dengan CAPD, pasien penyakit  ginjal dapat mengontrol jumlah cairan di dalam tubuh dengan lebih baik. Hal ini akan mengurangi beban kerja jantung dan tekanan di dalam pembuluh darah.

 Dengan melihat keunggulan terapi CAPD tersebut dimana pasien dapat melakukan cuci darah sendiri tanpa menggunakan mesin dan rutin berkunjung ke rumah sakit atau klinik untuk cuci darah. Maka CAPD merupakan alternatif terbaik bagi pasien penyakit ginjal kronis dimana saat ini perkembangan kasus Covid-19 yang terus mengalami peningkatan, membuat Pemerintah Pusat kembali memperketat anjuran protokol kesehatan. Dari yang semula hanya 3M yaitu Mencuci tangan dengan sabun, Memakai masker, dan Menjaga jarak, kini ditambah menjadi 5M dengan tambahan Menjauhi kerumunan dan Membatasi mobilitas. Dengan memilih menjalani terapi CAPD diharapkan dapat mencegah resiko penularan virus covid-19.

(Doc Hukormas RSMH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERAN VIDEOTRON DI RUMAH SAKIT Narasumber : Akhmad Suhaimi, S.Sos, M.Si (Hukormas RSMH)

  PERAN VIDEOTRON DI RUMAH SAKIT Narasumber : Akhmad Suhaimi, S.Sos, M.Si (Hukormas RSMH)   Rumah sakit    merupakan fasilitas umum yang keb...