CAPD Terapi Terbaik bagi Pasien Penyakit Ginjal Kronis
di Masa Pandemi Covid-19
Narasumber : Marlinda Hasmi,S.Kep (RSMH Palembang)
Penyakit ginjal kronis (PGK) adalah suatu kondisi
dimana ginjal tidak berfungsi dengan baik untuk waktu yang lama atau lebih dari
3 bulan dimana fungsi ginjal sudah kurang dari 15 persen. Fungsi dari ginjal
yaitu untuk menyaring zat-zat sisa di dalam darah dan membuangnya melalui
urine. Ketika ginjal gagal untuk melakukan fungsinya, zat-zat sisa akan
menumpuk di dalam tubuh dan menimbulkan efek yang berbahaya. Agar hal tersebut
tidak terjadi, penderita gagal ginjal memerlukan bantuan untuk menyaring
zat-zat sisa dari darah. Proses penyaringan ini disebut sebagai dialisis.
Dialisis ini merupakan salah satu dari terapi untuk penyakit ginjal kronis.
Terapi untuk pasien penyakit ginjal kronis terdiri
dari transplantasi ginjal dan dialisis dimana dialisis bisa dilakukan dengan
dua metode, yaitu hemodialisis (cuci darah) dan dialisis peritoneal (cuci darah
lewat perut). Metode kedua inilah yang disebut CAPD (continuous ambulatory
peritoneal dialysis). Dengan metode peritoneal dialisis atau cuci darah sendiri
lewat perut, pasien melakukan cuci darah secara mandiri dan tidak perlu kerumah
sakit.
CAPD sebenarnya lebih efektif dari segi biaya
dibandingkan cuci darah dirumah sakit atau hemodialisis. Selain itu kualitas
hidup pasien yang menjalani CAPD umumnya lebih baik,dan tidak membutuhkan
klinik atau sarana khusus. Sayangnya di Indonesia, baru 2 persen pasien
penyakit ginjal yang melakukan tindakan
CAPD. Pada metode ini, selang bukan dipasang dilengan, melainkan dirongga
perut. Cara Kerja CAPD diawali dengan pembuatan sebuah lubang kecil didekat
pusar pasien oleh dokter bedah atau nefrolog. Lubang kecil ini berguna untuk
memasukkan selang (kateter) ke dalam rongga perut (rongga peritoneum). Kateter
akan dibiarkan berada dirongga perut agar pasien dapat melakukan proses
dialisis sendiri. Proses ini harus dilakukan
oleh pasien sekitar 4 kali perhari. Masing-masing proses pertukaran
cairan biasanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit saja.
Keunggulan CAPD Dibandingkan dengan hemodialisis, CAPD
memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah:
1.Pasien gagal ginjal tidak perlu bolak-balik kerumah
sakit.
Pasien yang menjalani hemodialisis biasanya perlu berkunjung minimal dua kali ke rumah sakit atau klinik setiap minggunya. Masing-masing kunjungan membutuhkan waktu sekitar 4 jam sampai dengan 5 jam untuk proses hemodialisis. CAPD dapat dilakukan sendiri di rumah tanpa membutuhkan mesin hemodialisis, maka pasien tidak perlu rutin berkunjung ke rumah sakit atau klinik untuk cuci darah.
2.Peralatan yang digunakan untuk CAPD bersifat
portabel (mudah dibawa)
Peralatan CAPD biasanya hanya berupa kantong cairan dialisat, ultra klem, mini cap/desinfektan cap dan timbangan kecil. Karena mudah dibawa, CAPD memungkinkan penggunanya lebih leluasa bepergian. CAPD juga lebih mudah digunakan oleh pasien yang tinggal jauh dari rumah sakit atau fasilitas kesehatan.
3.Larangan atau batasan makanan pengguna CAPD lebih
sedikit.
Karena proses cuci darah dengan CAPD dilakukan setiap hari dan bukan hanya tiga kali perminggu, pengguna CAPD umumnya akan memiliki risiko lebih kecil mengalami akumulasi atau penumpukan kalium,natrium,dan cairan. Hal ini menyebabkan pengguna CAPD bisa lebih fleksibel dalam mengatur asupan makanan dan minuman dibandingkan pengguna hemodialisis.
4.Fungsi ginjal dapat bertahan lebih lama.
Pengguna CAPD
mungkin dapat mempertahankan fungsi ginjal lebih lama dibandingkan pengguna
hemodialisis.
5.Lebih baik bagi jantung dan pembuluh darah.
Dengan CAPD,
pasien penyakit ginjal dapat mengontrol
jumlah cairan di dalam tubuh dengan lebih baik. Hal ini akan mengurangi beban
kerja jantung dan tekanan di dalam pembuluh darah.
(Doc
Hukormas RSMH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar