Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Narasumber : Rahmi (RSMH Palembang)
Standar Akreditasi Rumah Sakit menekankan bahwa Rumah sakit harus mempunyai kebijakan dan prosedur khusus dalam penanganan nyeri.
Profesi Pemberi asuhan di rumah sakit, terutama perawat yang berada disisi pasien selama 24 jam harus dapat mengidentifikasi adanya nyeri pada pasien. Prosedur identifikasi nyeri dimulai dengan proses skrining. Bila hasil skrining didapatkan keluhan nyeri maka perawat harus melanjutkan dengan pengkajian nyeri , yang dikenal dengan PQRST
P : Provokatif / Paliatif
Apa kira-kira Penyebab timbulnya rasa nyeri...? Apakah karena terkena ruda paksa / benturan..? Akibat penyayatan..? dll.
Q : Qualitas / Quantitas
Seberapa berat keluhan nyeri terasa..?. Bagaimana rasanya..?. Seberapa sering terjadinya..? Ex : Seperti tertusuk, tertekan / tertimpa benda berat, diris-iris, dll.
R : Region / Radiasi
Lokasi dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan / ditemukan..? Apakah juga menyebar ke daerah lain / area penyebarannya..?
S : Skala Seviritas
Skala kegawatan dapat dilihat menggunakan alat ukur skala nyeri, misalnya Numerik Rating Scale, Wong Baker Scale, VAS dll
T : Timing
Kapan keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan / dirasakan..? Seberapa sering keluhan nyeri tersebut dirasakan / terjadi...? Apakah terjadi secara mendadak atau bertahap..? Acut atau Kronis..?
Setelah diketahui adanya nyeri, perawat memberikan internvensi untuk meminimalkan nyeri pasien dengan meningkatkan kemampuan mengontrol nyeri dari pasien itu sendiri. Untuk itu perawat dapat mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam.
Bagaimana Teknik Relaksasi Nafas Dalam:
1. Ajarkan Klien untuk menarik napas dalam dan mengisi paru dengan udara, dalam tiga hitungan
2. Udara dihembuskan perlahan-lahan sambil membiarkan tubuh menjadi relaks dan nyaman. Lakukan perhitungan bersama klien
3. Klien bernapas beberapa kali dengan irama normal.
4. Ulangi kegiatan menarik napas dalam dan menghembuskannya. Biarkan mengonsetrasikan pikiran pada anggota tubuh yang terasa ringan dan hangat
5. Klien mengulangi langkah keempat dan mengonsetrasikan pikiran pada lengan, perut, punggung, dan kelompok otot yang lain.
6. Setelah seluruh tubuh klien merasa relaks, anjurkan untuk bernapas secara perlahan-lahan.
7. Bila nyeri bertambah hebat, klien dapat bernapas secara dangkal dan cepat
Terapi relaksasi Nafas Dalam bila dilakukan jangka panjang dapat meningkatkan kontrol individu terhadap kondisi nyeri yang dialami yaitu dengan memonitor dirinya secara terus menerus terhadap indikator ketegangan, serta untuk membiarkan dan melepaskan dengan sadar ketegangan yang terdapat di berbagai bagian tubuh.
( Doc. Hukormas RSMH Palembang )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar