Tusuk Jarum
Sebagai Upaya Awal Tatalaksana Stroke
Narasumber : dr. M Ramadhandie Odiesta
Namun diantara upaya menyebarkan edukasi masyarakat melalui aplikasi obrolan, begitu pula dengan berita berita HOAX yang berasal dari sumber “antah-berantah” menyatakan bahwa tatalaksana awal sakit stroke adalah dengan menusukkan jarumke 10 jaritangan, yang hal ini tentu menjadi polemic besar dikalangan masyarakat terutama masyarakat dengan pendidikan rendah yang cenderung mudah sekali menjadikan pedoman.
Tidak sedikit laporan yang kami dapatkan saat menerima penderita yang sudah terbukti sakit stroke yang sudah dilakukan CT Scan kepala melakukan hal ini, bahkan secara terang-terangan ada yang mengakuinya dalam kondisi dirawat di bangsal salah satu rumah sakit. Keluarga penderita mengatakan bahwa, tidak ada salahnya mencoba. Padahal, jarum yang digunakan belum tentu jarum yang steril yang berpotensi untuk menimbulkan infeksi.
Masyarakat secara luas justru perlu tahu bahwa untuk mengobati penyakit stroke adalah dengan segera membawa penderita ke Rumah sakit, semakin cepat ditangani di rumah sakit maka akan memungkinkan penurunan angka kecacatan dan kematian akibat penyakit stroke. Tidak perlu melakukan eksperimen apapun, atau memberikan obat apapun cukup membawa penderita segerake unit gawat darurat rumah sakit.
Penanganan pertama penyakit stroke adalah dengan menjaga patensi jalan napas dan kestabilan sirkulasi darah penderita. Jika tidak sadar, penderita dibaringkan di tempat yang aman, dan tubuhnya diposisikan menghadap kesamping kiri untuk mencegah masuknya cairan kesaluran pernapasan. Lalu, segera panggil pertolongan untuk membawa ke unit gawat darurat terdekat.
Mereka yang bijaksana adalah mereka yang bertanya kepada ahlinya, dengan demikian akan banyak sekali hal-hal buruk dapat terhindarkan. Bijaksanalah dalam membaca pesan berantai, apalagi turut dalam menyebarkanya.
( Doc Hukormas RSMH )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar