Peran Perawat untuk Meningkatan Kualitas Perawatan
Diri Pasien Ostomet
Narasumber : Fitrirachmawati, S.Kep.Ners.MARS ( RSMH Palembang)
Stoma permanen dibuat bila fungsi defekasi tidak mungkin
dilakukan secara normal sehingga fases tidak dapat keluar melalui anus. Stoma
temporer/ sementara dibuat untuk mengalirkan feses sementara selama fungsi
saluran cerna distal belum dapat difungsikan , sehingga nantinya stoma akan
ditutup kembali dan fungsi anus akan dikembalikan seperti semula.
Indikasi pembuatan stoma yang paling
sering karena adanya kanker kolon dan rektum. Ini sejalan dengan pernyataan
dari Smeltzer,
Bare, Hinkle, & Cheever, 2008 bahwa pembedahan adalah terapi utama untuk kebanyakan kanker kolon dan rectum, dan juga pendapat dari Anaraki
et al., 2012; Melotti, Bueno, Silveira, Silva,
& Fedosse, 2013, kanker kolon dan rektum atau colorectal cancer (CRC) merupakan
penyebab paling sering dari pembentukan stoma dan colostomy merupakan jenis stoma terbanyak.
Data
dari Globocan kasus kanker kolorektal pada
tahun 2020 sebanyak 12,4 % kasus kanker di dunia, dengan 17.368 kasus
diantaranya ditemukan di Indonesia sehingga kanker kolorektal menempati urutan
ke-6 sebagai jenis kanker dengan penderita terbanyak.
Di
Indonesia, kanker kolorektal menempati posisi ke-2 terbanyak pada pria, berada
di bawah kanker paru di urutan pertama. Pada wanita, kanker kolorektal
menempati urutan ke-3, di bawah kanker payudara dan kanker rahim.
Pada
umumnya stoma berwarna merah atau merah muda,
hangat dan basah bila disentuh, Stoma tidak
memiliki suplai saraf sensori sehingga sensasi rasa nyeri
misalnya tidak dapat dirasakan
namun kaya akan pembuluh darah (Burch,
2011)
Beberapa Komplikasi yang paling banyak terjadi pada stoma
(Truven Health
Analytics, 2012) antara lain :antara lain retraksi stoma,
Hernia peristomal, prolaps, perdarahan, iskemik dan nekrosis stoma, dan
stenosis.
1. Retraksi Stoma
Retraksi dapat terjadi dikarenakan stoma mengalami pengikatan
karena kantong yang terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk
disekitar stoma yang mengalami pengkerutan adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar
stoma yang mengalami
pengkerutan
2. Hernia Peristomal
Hernia
dapat terjadi bila ada bagian dari kolon di dalam abdomen yang menekan
atau menonjol di area sekitar
stoma.
3. Prolaps
Prolaps dapat terjadi akibat proses pembukaan dinding abdomen yang terlalu
lebar.
4. Perdarahan
Perdarahan stoma setelah operasi di sebabkan
oleh hemostasis yang tidak adekuat
selama konstruksi stoma.
5. Iskemik dan Nekrosis Stoma
Iskemik dan nekrosis stoma terjadi akibat adanya
penekanan pada pembuluh
darah
sekitar stoma.
6. Stenosis
Stenosis merupakan penyempitan atau konstriksi pada ujung stoma.
Pembuatan stoma selain sebagai salah satu terapi pada
penderita kanker saluran cerna, namun juga sering kali menimbulkan permasalahan
bagi penderita (ostomet) baik fisik, psikososial spiritual dan ekonomi.
1.
Fisik
Keluhan yang sering terjadi berupa rasa sakit pada stoma
akibat iritasi, flatus yang tidak terkontrol, suara pergerakan usus,adanya bau
dan gangguan kontrol defekasi stoma. Ini dapat menimbulkan rasa malu,
menurunkan harga diri, gangguan citra diri dan stress sehingga menurunkan kualitas hidup
ostomet.
2.
Psikososial
Keluhan yang sering terjadi secara psikososial dan
berinteraksi sosial seperti adanya rasa takut akan kematian bila dilakukan operasi yang
dilakukan tidak hanya sekali, stress dan cemas tidak dapat menghidupi atau
menafkahi keluarga dan juga karena harus hidup dengan stoma. Adanya kantong
pembuangan yang menempel pada perut, bau yang ditimbulkan dan menurunnya
kontrol defekasi dapat menimbulkan rasa malu, sehingga ostomet menarik diri dari
interaksi sosial.
3. Spiritual
Perubahan spiritual yang dialami oleh ostomet antara
lain, rasa tidak nyaman dan risih karena adanya kantong stoma yang menempel
pada dinding perut, rasa takut akan terlepasnya kantong stoma saat melakukan
ibadah, merasa dirinya tidak suci, flatus dan defekasi yang belum dapat
dikontrol sehingga menimbulkan keragu-raguan ostomet untuk menjalankan ibadah.
4. Ekonomi
Sebagian besar ostomet paska operasi mengalami gangguan
aktifitas dalam memenuhi kebutuhan sehari hari bahkan tidak dapat menafkahi
keluarganya dikarenakan kehilangan pekerjaan karena kondisinya saat ini dan
juga adanya rasa malu karena adanya stoma. Berkurangnya sumber pencari nafkah dalam
keluarga juga menjadi masalah dalam kehidupan ostomet.
Keluhan - keluhan diatas menjadi permasalahan baru bagi ostomet paska
dilakukan operasi. Ketidak tahuan, kurangnya informasi dan edukasi dari petugas
kesehatan terutama perawat sebelum, selama perawatan ataupun setelah perawatan
menjadi salah satu penyebabnya. Sebagai petugas kesehatan, perawat mempunyai
peran penting untuk menyiapkan ostomet agar dapat menerima kondisinya paska
operasi, mampu melakukan perawatan stoma dan perawatan diri secara mandiri.
.
Adapun yang dapat dilakukan tenaga kesehatan khususnya perawat dalam menyiapkan
pasien agar dapat beradaptasi dengan kondisinya paska operasi, antara lain :
1. Memberikan informasi/ edukasi sejak awal pasien dinyatakan
akan dilakukan operasi pembuatan stoma, dan selama perawatan dirumah sakit
tentang efek/ masalah yang mungkin akan dihadapi pasien paska operasi dan cara
mengatasi / mengurangi keluhan setelah dilakukan pembuatan stoma. Pemberian edukasi adalah salah satu cara untuk
meningkatkan pengetahuan pasien dan merupakan komponen kunci dari perawatan
(Phatak, Li Karanjawala, Chang, & Kao, 2014). Edukasi yang diberikan kepada
ostomet /pasien diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan ostomet
dalam beradaptasi dengan kondisinya saat ini .
2. Melatih atau mengajarkan pasien dan keluarga tentang cara
merawat stoma, membersihkan stoma, memasang dan melepas stoma mulai dari
sebelum pasien dilakukan operasi sampai dengan setelah dilakukan operasi sehingga
pasien dapat melakukannya sendiri setelah pulang kerumah.
3. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan support
moril kepada pasien. Dukungan keluarga sangat diperlukan untuk menguatkan dan
memberikan rasa percaya diri pada pasien walaupun mempunyai keterbatasan
terutama dalam hal fungsi dan perannya dalam keluarga dan dimasyarakat. Bahkan
dukungan dan keterlibatan pemuka agama dalam memberikan keyakinan pada pasien
yang bermasalah dengan ibadah atau spiritual keagamaan juga diperlukan.
4. Memberi penguatan diri untuk dapat menjalani hidup
sebagai ostomet dengan sering berinteraksi dengan sesama ostomet untuk saling
berbagi pengalaman, juga menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan rasa
percaya diri ostomet, dan juga penguatan nilai – nilai spiritual sehingga
ostomet mendapatkan ketenangan batin.
Bila
upaya – upaya diatas dilakukan sejak dini maka pasien akan lebih siap untuk
hidup dengan stoma dan dapat menjalani hidupnya dengan lebih baik.
Referensi
:
Anaraki, F., Vafaie, M., Behboo, R., Maghsoodi, N., Esmaeilpour, S.,
& Safaee, A. (2012). Clinical profile
and post-operative lifestyle changes in cancer and non-cancer patients
with ostomy. Gastroenterology
and Hepatology from Bed to Bench, 5(SUPPL. 1), 26–30.
Burch,
J. (2011). Stoma management: enhancing patient knowledge. British Journal of
Community Nursing, 16(4), 162, 164, 166. https://doi.org/10.12968/bjcn.2011.16.4.162
Lyon, C., & Smith, A. (2010). Abdominal Stomas and their
Skin Disorders. Journal of Dermatological Treatment.
Magela, G., Aguinaldo, S.,& Almeida, D. (2014). Coloproctology
Association of sociodemographic and clinical factors with the self-image and
self-esteem of individuals with intestinal stoma. Journal of Coloproctology,
34(3), 159-166. https://doi.org/10.1016/j/col.2014.05.005.
Melotti, L. F., Bueno, I. M., Silveira, G. V., Silva, M. E. N. Da, & Fedosse,
E. (2013). Characterization of patients with ostomy treated
at a public municipal and regional reference center. Journal of
Coloproctology, 33(2), 70–74. https://doi. org/10.1016/j.jcol.2013.04.003
Phatak, U. R., Li, L. T., Karanjawala, B., Chang, G. J.,
& Kao, L. S. (2014). Systematic Review of
Educational Interventions for Ostomates. Diseases
of the Colon & Rectum,
57(4), 529–537. https://
doi.org/10.1097/DCR.0000000000000044
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever,
K. H. (2008). Brunner and Suddarth Textbook
of Medical Surgical Nursing, 2240. https://books.google.com/ books?id=SmtjSD1x688C&pgis=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar