Pentingnya Menjaga Nutrisi pada Pasien Hemodialisa
Narasumber : Meri Lidya, AMK
Hemodialisis adalah terapi pengganti ginjal yang umumnya dilakukan oleh penderita ginjal tahap akhir untuk membatu mengeluarkan akumulasi sampah di dalam tubuh dan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Akan tetapi, penderita tersebut cenderung mengalami malnutrisi dan kelemahan fisik dikarenakan pengaturan diet yang kurang baik serta terjadi pembatasan cairan dan elektrolit yang masuk kedalam tubuh. Selain itu, faktor-faktor lain yang mempengaruhi terapi nutrisi pada dialisis dapat dikatakan sebagai berikut :
1. Tipe membran dialisys (single use atau re-use).
2. Rata-rata kehilangan asam amino pada satu sesi HD 6-8gram.
3. Perubahan dalam metabolisme asam amino dan absorbsi di usus.
4. Kondisi asidosis.
Sehingga penatalaksanaan nutrisi yang spesifik menjadi sangat penting untuk memperbaiki kualitas hidup pasien-pasien dialisis,menurunkan morbiditas dan mortalitas penderita ginjal kronik yang menjadi terapi dialisis. Menurut perhimpunan dokter gizi medik Indonesia dan panduan terapi dialisis, kebutuhan nutrisi pasien ginjal yang menjalani dialisis meliputi :
- Kebutuhan protein diperkirakan 1,2 + 0,2 g/kg/hari. 50% protein berasal
dari protein bernilai biologis tinggi seperti daging, ikan, unggas, tahu, telur,
susu dan keju serta protein bernilai biologis rendah seperti sayur-sayuran
dan kacang-kacangan.
- Kebutuhan energi Umumnya kebutuhan energi pemeliharaan mencapai 35
kkal/kg/hari dan bisa mencapai 40 hingga 45 kkal/kg/hari.
- Pengendallian klium Hampir semua buah-buahan, sayuran sumber yang
sangat kaya kalium sehingga perlu diperhatikan asupan kalium dari bahan
makanan.
- Kebutuhan natrium. Asupan natrium sekitar 87 meq dapat disuaikan
dengan tekanan darah, jumlah urin dan adanya bengkak dibadan.
- Tingkat asupan cairan
- Asupan fosfor dan kalsium
- Suplemen vitamin seperti asam folat, vitamin B6, B12 dan zat besi
- Asupan lemak, gula dan karbohidrat yang disesuaikan jika memiliki
komplikasi lain seperti penyakit diabetus mellitu.
Agar pemenuhan kebutuhan butrisi menjadi lebih efektif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Kenali kondisi penyakit dan terapi yang dijalani.
2. Sesuaikan dengan sisa fungsi ginjal dan ukuran tubuh (berat badan dan
tinggi badan).
3. Bisa saja pasien kehilangan selera makan. Sangat penting dijaga selera
makannya. Sajikan makanan kesukaan, tetapi masih dalam yang
ditetapkan.
Demikianlah. Semoga bermanfaat
(Doc. Humas RSMH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar