Komsumsi Garam Berlebih Bisa Menyebabkan Hipertensi
Narasumber : Lidiyawati,AMK (Hemodialisis RSMH)
Garam natrium, atau juga dikenal dengan sebutan natrium klorida
(NaCl), mengandung 40% natrium dan 60% klorida. Garam ini bekerja sebagai
elektrolit yang mempengaruhi fungsi fisiologis dari kerja otot dan saraf,
berperan dalam transport aktif membran sel, dan berperan dalam kontrol tekanan
darah. Kurangnya konsumsi garam natrium dapat memicu resistensi insulin,
mempengaruhi kadar lemak dalam darah, dan meningkatkan aktivitas renin plasma.
Sebaliknya, kelebihan konsumsi garam natrium dapat meningkatkan tekanan darah,
yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan gangguan ginjal.
Peran garam natrium yang
berasal dari diet (dietary
sodium) dalam terjadinya hipertensi diduga melibatkan berbagai
faktor, termasuk faktor neurohormonal, genetik, lingkungan, dan metabolik.
Namun, mekanisme yang banyak diyakini menghubungkan konsumsi garam natrium dan
peningkatan tekanan darah adalah peningkatan retensi natrium ginjal. Garam
natrium berperan sebagai pengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Peningkatan
konsumsi garam natrium akan menyebabkan retensi natrium dan air di ginjal yang
menyebabkan peningkatan tekanan darah. Konsumsi garam natrium yang tinggi juga
menyebabkan denervasi baroreseptor arteri, interupsi saraf afferen ginjal, dan
reaktivitas vaskular.
Selain itu, beberapa fenotip genetik telah ditemukan memiliki
sensitivitas terhadap garam natrium. Pasien dengan disposisi genetik ini
mengalami peningkatan tekanan darah >7 mmHg jika mengonsumsi diet tinggi
garam natrium dibandingkan rendah garam natrium. Walaupun begitu, hal ini masih
dalam tahapan penelitian, sehingga penanda genetik belum tersedia untuk
digunakan dalam setting klinis
Setiap negara memiliki referensi
jumlah asupan harian natrium yang berbeda-beda. Dietary Guideline for Americans tahun
2015-2020 merekomendasikan konsumsi garam natrium untuk dewasa dibatasi <
2,3 gram per hari. WHO sendiri merekomendasikan jumlah konsumsi garam natrium < 2
gram untuk dewasa. Tetapi, saat ini jumlah konsumsi garam natrium di berbagai
negara di seluruh dunia, dilaporkan hampir dua kali lipat dari jumlah yang
direkomendasikan WHO, yaitu 3,95 gram per hari. Jumlah konsumsi garam natrium
paling tinggi terdapat di benua Asia, yaitu sekitar 5,51 gram per hari.
Indonesia sendiri, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 28 tahun 2019 mengenai Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk
masyarakat Indonesia, menganjurkan konsumsi natrium per orang setiap harinya
disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin. Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dalam Konsensus
Penatalaksanaan Hipertensi terbaru tahun 2019 juga menyatakan bahwa
penatalaksanaan efektif dalam mengendalikan tekanan darah adalah dengan
modifikasi gaya hidup, salah satunya dengan membatasi jumlah konsumsi garam
natrium. Konsumsi garam natrium yang direkomendasikan adalah tidak melebihi 2
gram per hari, atau setara dengan 5–6 gram NaCl per hari atau sekitar 1 sendok
teh garam dapur.
Penderita hipertensi sebaiknya
bekerjasama dengan ahli gizi untuk menyusun pola diet yang terbaik bagi mereka.
Secara umum, diet yang sering direkomendasikan bagi penderita hipertensi
adalah Dietary Approaches to Stop
Hypertension (DASH). Diet ini menganjurkan konsumsi buah, sayur,
dan beberapa jenis biji-bijian, dibandingkan dengan mengonsumsi makanan tinggi
lemak jenuh, produk dengan pemanis buatan, dan makanan dengan kadar gula
tinggi. Makanan lain yang dianjurkan adalah produk rendah lemak atau bebas
lemak, ikan, kacang-kacangan, hingga minyak tumbuhan.
Meski membatasi asupan garam itu baik, kekurangan garam juga
bisa membahayakan. Maka, Anda tidak perlu sampai pantang garam sama sekali
karena takut garam menyebabkan hipertensi. Yang sangat dianjurkan untuk
mengurangi garam terutama orang yang sensitif terhadap garam. Cara terbaik untuk mulai
membatasi garam yaitu dengan mengurangi konsumsi makanan instan dalam kemasan.
Pasalnya, sekitar 77% dari natrium harian biasanya didapatkan dari makanan
kemasan (daging beku, bumbu masak yang sudah diproses, dan makanan kalengan). Mengurangi makanan
kemasan juga akan mendorong Anda mengkonsumsi makanan tinggi
vitamin, mineral, serat, dan nutrisi penting lainnya. Apalagi bila dibarengi
asupan magnesium dan kalium yang seimbang, Anda tak perlu terlalu memusingkan
apakah garam menyebabkan darah tinggi.
(Doc
Hukormas RSMH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar