Senin, 12 April 2021

Komsumsi Garam Berlebih Bisa Menyebabkan Hipertensi

 

Komsumsi Garam Berlebih Bisa Menyebabkan Hipertensi

Narasumber : Lidiyawati,AMK (Hemodialisis RSMH)

Garam natrium, atau juga dikenal dengan sebutan natrium klorida (NaCl), mengandung 40% natrium dan 60% klorida. Garam ini bekerja sebagai elektrolit yang mempengaruhi fungsi fisiologis dari kerja otot dan saraf, berperan dalam transport aktif membran sel, dan berperan dalam kontrol tekanan darah. Kurangnya konsumsi garam natrium dapat memicu resistensi insulin, mempengaruhi kadar lemak dalam darah, dan meningkatkan aktivitas renin plasma. Sebaliknya, kelebihan konsumsi garam natrium dapat meningkatkan tekanan darah, yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan gangguan ginjal.

Peran garam natrium yang berasal dari diet (dietary sodium) dalam terjadinya hipertensi diduga melibatkan berbagai faktor, termasuk faktor neurohormonal, genetik, lingkungan, dan metabolik. Namun, mekanisme yang banyak diyakini menghubungkan konsumsi garam natrium dan peningkatan tekanan darah adalah peningkatan retensi natrium ginjal. Garam natrium berperan sebagai pengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Peningkatan konsumsi garam natrium akan menyebabkan retensi natrium dan air di ginjal yang menyebabkan peningkatan tekanan darah. Konsumsi garam natrium yang tinggi juga menyebabkan denervasi baroreseptor arteri, interupsi saraf afferen ginjal, dan reaktivitas vaskular.

Selain itu, beberapa fenotip genetik telah ditemukan memiliki sensitivitas terhadap garam natrium. Pasien dengan disposisi genetik ini mengalami peningkatan tekanan darah >7 mmHg jika mengonsumsi diet tinggi garam natrium dibandingkan rendah garam natrium. Walaupun begitu, hal ini masih dalam tahapan penelitian, sehingga penanda genetik belum tersedia untuk digunakan dalam setting klinis

Setiap negara memiliki referensi jumlah asupan harian natrium yang berbeda-beda. Dietary Guideline for Americans tahun 2015-2020 merekomendasikan konsumsi garam natrium untuk dewasa dibatasi < 2,3 gram per hari. WHO sendiri merekomendasikan jumlah konsumsi garam natrium < 2 gram untuk dewasa. Tetapi, saat ini jumlah konsumsi garam natrium di berbagai negara di seluruh dunia, dilaporkan hampir dua kali lipat dari jumlah yang direkomendasikan WHO, yaitu 3,95 gram per hari. Jumlah konsumsi garam natrium paling tinggi terdapat di benua Asia, yaitu sekitar 5,51 gram per hari.

Indonesia sendiri, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 tahun 2019 mengenai Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia, menganjurkan konsumsi natrium per orang setiap harinya disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin. Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dalam Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi terbaru tahun 2019 juga menyatakan bahwa penatalaksanaan efektif dalam mengendalikan tekanan darah adalah dengan modifikasi gaya hidup, salah satunya dengan membatasi jumlah konsumsi garam natrium. Konsumsi garam natrium yang direkomendasikan adalah tidak melebihi 2 gram per hari, atau setara dengan 5–6 gram NaCl per hari atau sekitar 1 sendok teh garam dapur.

Penderita hipertensi sebaiknya bekerjasama dengan ahli gizi untuk menyusun pola diet yang terbaik bagi mereka. Secara umum, diet yang sering direkomendasikan bagi penderita hipertensi adalah Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH). Diet ini menganjurkan konsumsi buah, sayur, dan beberapa jenis biji-bijian, dibandingkan dengan mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, produk dengan pemanis buatan, dan makanan dengan kadar gula tinggi. Makanan lain yang dianjurkan adalah produk rendah lemak atau bebas lemak, ikan, kacang-kacangan, hingga minyak tumbuhan.

Meski membatasi asupan garam itu baik, kekurangan garam juga bisa membahayakan. Maka, Anda tidak perlu sampai pantang garam sama sekali karena takut garam menyebabkan hipertensi. Yang sangat dianjurkan untuk mengurangi garam terutama orang yang sensitif terhadap garam. Cara terbaik untuk mulai membatasi garam yaitu dengan mengurangi konsumsi makanan instan dalam kemasan. Pasalnya, sekitar 77% dari natrium harian biasanya didapatkan dari makanan kemasan (daging beku, bumbu masak yang sudah diproses, dan makanan kalengan). Mengurangi makanan kemasan juga akan mendorong Anda mengkonsumsi makanan tinggi vitamin, mineral, serat, dan nutrisi penting lainnya. Apalagi bila dibarengi asupan magnesium dan kalium yang seimbang, Anda tak perlu terlalu memusingkan apakah garam menyebabkan darah tinggi.

 

(Doc Hukormas RSMH)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERAN VIDEOTRON DI RUMAH SAKIT Narasumber : Akhmad Suhaimi, S.Sos, M.Si (Hukormas RSMH)

  PERAN VIDEOTRON DI RUMAH SAKIT Narasumber : Akhmad Suhaimi, S.Sos, M.Si (Hukormas RSMH)   Rumah sakit    merupakan fasilitas umum yang keb...