Biduran Kronik

 

Biduran Kronik

Narasumber: dr. Nopriyati, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV  (RSMH Palembang)

 

 

Sebagian besar masyarakat awam pasti pernah merasakan biduran. Terkadang saat dingin, timbul bentol merah di kulit yang terasa gatal. Bentol dapat makin melebar dan tampak seperti pulau-pulau di kulit. Gatal juga dapat mengganggu tidur sehingga menurunkan angka kualitas hidup. Keluhan ini jarang membuat datang berobat ke dokter umum maupun dokter kulit karena dapat hilang sendiri tanpa makan obat.

 

Pemicu biduran dapat bermacam dan tidak terbatas suhu dingin. Suhu panas, keringat setelah berolahraga, bahkan alergi makanan juga dapat menyebabkan biduran.

 

Penelitian terbaru menunjukkan beberapa biduran ternyata tidak hilang sendiri dan membutuhkan obat. Beberapa kasus bahkan terus berulang tiap hari sehingga sangat menganggu aktivitas sehari-hari. Biduran disebut kronik bila bentol merah dan gatal timbul selama 6 minggu atau lebih.

 

Berbeda dengan biduran akut, pemicu biduran kronik umumnya tidak ditemukan. Bahkan pada saat penderita telah menghindari berbagai pemicu, biduran masih terus muncul.

 

Keluhan yang terus berlangsung membuat penderita akhirnya mencari solusi. Penderita mengobati sendiri baik dalam bentuk obat oles maupun obat makan. Yang dikhawatirkan adalah bila pasien mengkonsumsi obat yang tidak tepat guna. Obat tersebut mampu menghilangkan biduran namun membuat pasien ketergantungan dan menimbulkan efek samping.

 

Sejatinya, datang berobat ke dokter menjadi solusi terbaik. Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan mengerjakan tes alergi kulit serta tes khusus untuk biduran kronik. Edukasi mengenai penyakit juga dapat dilakukan lebih baik. Pemberian obat yang efektif dan efisien sesuai panduan klinis bertujuan agar biduran dapat teratasi dan meningkatkan kualitas hidup.  

 

( Doc Hukormas RSMH)