Senin, 29 Maret 2021

Mengenal Penyakit Chronic Kidney Disease (CKD)

 

Mengenal Penyakit Chronic Kidney Disease (CKD)

Narasumber : Meliyani Okataria,AM.Kep (RSMH Palembang))

 

Pengertian Gagal Ginjal Kronik

Chronic kidney disease (ckd) atau  penyakit ginjal kronik adalah penyimpangan progresif, fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan metabolisme, cairan dan elektrolit mengalami kegagalan yang mengakibatkan uremia (Baughman, 2000)

 

Mekanisme terjadinya penyakit ginjal kronis adalah adanya cedera sebagian jaringan ginjal menyebabkan pengurangan massa ginjal mengakibatkan terjadinya proses hipertrofi pada jaringan ginjal normal yang masih tersisa dan hiperfiltrasi. Namun proses adaptasi tersebut hanya berlangsung sementara, kemudian akan berubah menjadi suatu proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Pada stadium dini penyakit ginjal kronis terjadi kehilangan daya cadang ginjal, pada keadaan dimana basa laju filtrasi glomerulus  masih normal atau malah meningkat. Secara perlahan akan terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif (Jurnal Penelitian FK Unand, 2018)

 

Gagal ginjal kronik menyebabkan gangguan metabolisme protein, lemak dan karbohidrat. Ginjal yang sakit tidak bisa menahan protein darah (albumin) yang seharusnya dilepaskan ke urin. Awalnya terdapat dalam jumlah sedikit. Bila kondisinya semakin parah akan terdapat pula protein yang lain (proteinuria). Jadi berkurangnya fungsi ginjal menyebabkan terjadinya penumpukan hasil pemecahan protein yang beracun bagi tubuh, yaitu ureum dan nitrogen. Gangguan ini disebut sindrom uremia dengan gejala mual dan muntah.

Hemodialisa menjadi terapi pengganti ginjal utama disebagian besar negara didunia. Pasien yang menjalani terapi hemodialisa juga harus memahami hal-hal penting seperti pembatasan asupan cairan, hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko edema dan komplikasi kardiovaskuler.

Etiologi

Dari data yang dikumpulkan oleh  Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2017 etilogi penyakit ginjal kronik yaitu penyakit ginjal hipertensi 36%, nefropati diabetika 29%, glomerulonefritis 13%, piolonefritis chronic 7%, nefropati obtruksi 4%, nefropati asam urat 1%, ginjal polikistik 1%, nefropati lupus 1%, tidak diketahui 1%, lain-lain 8%.

Tanda dan gejala sebagai berikut:

a.       Kardiovaskuler

Mencakup hipertensi akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sistem renin-angiotension-aldesteron, pitting edema (kaki, tangan, sakrum), pembesaran vena leher

b.      Dermatologi

Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuh serta rambut tipis dan kasar

c.       Pernapasan

Terjadi sesak napas, napas dangkal

d.      Gastrointestinal

Napas berbau ammonia, ulserasi dan perdarahan pada mulut, anoreksia, mual dan muntah, perdarahan saluran gastrointestinal

e.       Muskuloskletal terjadi kram otot dan kekuatan otot hilang

 

Penatalaksanaan Medis

Mempertahankan fungsi ginjal dan homeostasis. Penatalaksanaan ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah penanganan konservatif meliputi :

-           Pencegahan dan pengobatan terhadap kondisi komorbid antara lain : gangguan keseimbangan cairan, hipertensi, infeksi, dan obstruksi traktus urinarius, obat-obat nefrotoksid

-          Menghambat perburukan fungsi ginjal/mengurangi hiperfiltrasi glomerulus dengan diet, seperti pembatasan asupan protein, fosfat.

-          Terapi farmakologis dan pencegahan serta pengobatan terhadap komplikasi, bertujuan untuk mengurangi hipertensi intraglomerulus dan memperkecil risiko terhadap penyakit kardiovaskuler seperti pengendalian diabetes, hipertensi, dislipidemia, anemia, hiperfosfatemia, asidosis, neuropati perifer, kelebihan cairan dan keseimbangan elektronik (Price & Wilson, 2005).

Tahap kedua dilakukan ketika tindakan konservatif tidak lagi efektif. Terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal tahap akhir, yang bertujuan untuk menghindari komplikasi dan memperpanjang usia pasien. Ada 2 terapi pengganti ginjal yaitu:

a.       Dialisis ( hemodialisa dan peritoneal dialisa)

b.      Transplantasi ginjal.

Komplikasi

-          Penyakit tulang

Hipokalsemia, hiperfosfatemia menyebabkan penyakit tulang renal

-          Penyakit kardiovaskuler

Penyebab mortalitas yang paling tinggi pada penyakit ginjal kronik. Kejadian mungkin mencerminkan peningkatan insidensi hipertensi, kelainan lipid, intoleransi glukosa dan kelainan hemodinamik termasuk hipertrofi ventrikel

-          Anemia

Kadar eritropoeitin dalam sirkulasi rendah. Eritropoetin rekombinan parenteral meningkatkan kadar hemoglobin, memperbaiki toleransi terhadap aktivitas fisik.

 

 

 Referensi :

Alam, S & Hadibroto. 2007. Gagal Ginjal. Jakarta: Gramadia

Schrier, R.W., 6th ed. Manual of Nephrology. Philadelphia: Lippincott Williams and       Wilkins, 177-186.

Rubenstein, D, dkk. 2007. Kedokteran Klinis. Jakarta: Erlangga

Smeltzer & Bare. 2014. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 Edisi 8.        Jakarta:ECG


( Doc Hukormas RSMH Palembang)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERAN VIDEOTRON DI RUMAH SAKIT Narasumber : Akhmad Suhaimi, S.Sos, M.Si (Hukormas RSMH)

  PERAN VIDEOTRON DI RUMAH SAKIT Narasumber : Akhmad Suhaimi, S.Sos, M.Si (Hukormas RSMH)   Rumah sakit    merupakan fasilitas umum yang keb...