Rabu, 13 Oktober 2021

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Terhambatnya Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit

 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Terhambatnya Pelayanan 

Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit

Narasumber : Pratiwi AMK (RSMH Palembang)

Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah unit pelayanan di Rumah Sakit yang memberi penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cidera, yang membutuhkan perawatan    gawat    darurat    (   Queensland  Health  ED, 2012) .      Sedangkan    menurut Permenkes RI No. 47 tahun 2018, IGD merupakan salah satu unit pelayanan di Rumah Sakit yang menyediakan penanganan awal (bagi pasien yang datang langsung ke rumah sakit)/lanjutan (bagi pasien rujukan dari fasilitas pelayanan kesehatan lain), menderita sakit ataupun cedera yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. IGD memiliki tujuan utama untuk menerima, melakukan triage, menstabilisasi, dan memberikan pelayanan kesehatan akut untuk pasien, termasuk pasien yang membutuhkan resusitasi dan pasien   dengan  tingkat kegawatan    tertentu    ( Australasian College for Emergency Medicine,2014)

 

 

Secara garis besar kegiatan di IGD rumah sakit secara umum terdiri dari :

1.      Menyelenggarakan pelayanan kegawatdaruratan yang bertujuan menangani kondisi 

      akut atau menyelamatkan nyawa dan/atau kecacatan pasien.

2.      Menerima pasien rujukan yang memerlukan penanganan lanjutan/definitif dari 

       fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

3.      
Merujuk kasus-kasus gawat darurat apabila rumah sakit tersebut tidak mampu 

      melakukan layanan lanjutan (Permenkes RI No. 47 tahun 2018). Fasilita


Pelayanan Kesehatan seperti Puskesmas, Klinik, maupun Rumah Sakit

 

Keanekaragaman pasien di IGD yang datang dari berbagai latar belakang dari sisi sosial ekonomi, kultur, pendidikan dan pengalaman membuat persepsi pasien atau masyarakat berbedabeda. Pasien merasa puas dengan pelayanan perawat di IGD apabila harapan pasien terpenuhi, seperti pelayanan yang cepat, tanggap, sopan, ramah, pelayanan yang optimal,interaksi yang baik serta kenyamanan ruang dan bangunan itu sendiri. Namun pasien atau masyarakat sering menilai kinerja perawat kurang mandiri dan kurang cepat dalam penanganan pasien di IGD.Penilaian itu karena beberapa hal, salah satu diantaranya adalah ketidaktahuan pasien dan keluarga tentang prosedur penatalaksanaan pasien oleh perawat di ruang IGD.

Ketidaktahuan tentang penatalaksanaan pasien di ruang IGD dan kondisi lingkungan IGD yang overcrowded berpengaruh terhadap kepuasan pasien serta menambah ketidaknyamanan Perubahan status kesehatan individu mengakibatkan terjadinya kecemasan..

Faktor Keterampilan Petugas Kesehatan dan Kepuasan Pasien Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap, mampu, dan cekatan.

Keterampilan membutuhkan pelatihan dan kemampuan dasar yang dimiliki setiap orang dapat lebih membantu menghasikan sesuatu yang lebih bernilai dengan lebih cepat. Keterampilan petugas kesehatan mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya dari petugas.Selain itu, bebas dari bahaya saat pelayanan merupakan jaminan bagi pasien. Suatu organisasi kerja sangat memerlukan adanya kepercayaan yang diyakini sesuai dengan kenyataan bahwa organisasi tersebut dapat memberikan kualitas pelayanan yang dapat dijamin sesuai dengan :

1.      Mampu memberikan kepuasan dalam pelayanan yaitu memberikan pelayanan yang cepat, tepat, mudah, lancar, dan berkualitas.

2.      Mampu menunjukkan komitmen kerja yang tinggi sesuai dengan bentuk-bentuk integritas kerja, etos kerja, dan budaya kerja yang sesuai dengan visi, misi suatu organisasi dalam memberikan pelayanan.

3.      Mampu memberikan kepastian atas pelayanan sesuai dengan prilaku yang ditunjukkan, agar orang yakin sesuai dengan prilaku yang dilihatnya


Faktor Prosedur Pelayanan dan Kepuasan Pasien

Tugas Pokok IGD adalah melakukan perekaman dan pencatatan identitas, melakukan perekaman dan pencatatan identitas pasien, hasil pemeriksaan, diagnosa,


pengobatan, dan tindakan yang dilakukan kepada pasien, menentukan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan, apakah di rawat inap, rujuk, kontrol, atau dinyatakan sembuh/ sehat, membuat surat rujukan dan jawaban rujukan (Aplikasi PCare), membuat dokumentasi rekam medis di status rawat inap bila pasien dirawat inap, membuat dokumentasi lengkap di status unit gawat darurat pasien yang diperbolehkan pulang, dari mulai diagnosa hingga terapi yang didapat termasuk jam pasien pulang, bersama dengan kasir melakukan kontrol pendapatan jasa pelayanan rawat jalan. Dokumen dan catatan yang digunakan di IGD : surat perintah rawat inap (Advice Dokter), surat pemeriksaan penunjang/ Permintaan Pemeriksaan Laboratorium, surat pengantar rujukan, surat keterangan kematian, surat sakit, inform concent (Surat Persetujuan Tindakan Medis), Visum et repertum, buku register pasien gawat darurat, SHGD (Sensus Harian Gawat Darurat), resep, buku catatan pembayaran atau bukti tindakan, buku ekspedisi.

 

 

Faktor kenyamanan lingkungan dan kepuasan pasien

Thermal comfort Zone adalah kombinasi dari temperatur udara, kelembaban, radiant temperatur, arus udara, dan hal yang berpengaruh di dalam comfort zone adalah temperatur udara dan kelembaban.Comfort Zone tidak absolut tetapi tergantung dari kultur, musim, kesehatan, lapisan lemak seseorang, tebalnya baju pakaian, kegiatan fisik. Kalau banyak kegiatan fisik maka comfort zone turun kearah bawah. Tata laksana penghawaan dan pengaturan suhu udara menurut KEPMENKES RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

 

Sebuah rumah sakit adalah jenis bangunan yang penghuninya sangat dipengaruhi oleh bising. Karena itu pemilihan lokasi yang sesuai harus dipertimbangkan agar dapat mengurangi bising outdoor. Sedangkan bising interior dalam rumah sakit disebabkan oleh Peralatan mekanik (mesin diesel, kompresor, AC, elevator), Fasilitas operasional (unit pipa ledeng, mesin cuci, fasilitas masuk), Fasilitas pelayanan pasien (tangki oksigen, trolley, alat-alat kesehatan), Kegiatan karyawan dan pasien (pembicaraan, langkah orang berjalan).

Faktor Waktu Tanggap dan Kepuasan Pasien

 

Waktu tanggap adalah waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan pertolongan yang sesuai dengan kegawatdaruratan penyakitnya sejak memasuki pintu IGD.Response time (waktu tanggap) pada sistem realtime, didefinisikan sebagai waktu dari saat kejadian (internal atau eksternal) sampai instruksi pertama rutin layanan yang dimaksud dieksekusi, disebut dengan event response time. Sasaran dari penjadwalan ini adalah meminimalkan waktu tanggap Angka keterlambatan pelayanan pertama gawat darurat /emergency response time rate.

 

Salah satu indikator keberhasilan penanggulangan medik penderita gawat darurat adalah kecepatan memberikan pertolongan yang memadai kepada penderita gawat darurat baik pada keadaan rutin sehari-hari atau sewaktu bencana. Keberhasilan

 

( Doc Hukormas RSMH )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERAN VIDEOTRON DI RUMAH SAKIT Narasumber : Akhmad Suhaimi, S.Sos, M.Si (Hukormas RSMH)

  PERAN VIDEOTRON DI RUMAH SAKIT Narasumber : Akhmad Suhaimi, S.Sos, M.Si (Hukormas RSMH)   Rumah sakit    merupakan fasilitas umum yang keb...